Rusia merupakan salah satu negara di kawasan Eropa Timur yang lahir pasca diperkenalkanya konsep Perestroika oleh Gorbachev pada dekade 1980-an.
Negeri ini berhasil memerdekakan dirinya secara aklamasi pada tahun 1991 dari Uni Soviet. Berdasar data yang dihimpun cia.gov (2008), negeri ini setidaknya memiliki populasi sebanyak 141.377.752 jiwa yang mendiami bentangan luas wilayah 17.075.200 km2.
Agama di negeri ini didominasi kristen ortodoks 15-20%, diikuti muslim 10 - 15% dan sisa kristen lainnya. Rubel menjadi nama mata uang negeri berjuluk beruang merah ini.
Keberhasilan Perestroika dalam menumbangkan Uni Soviet yang kemudian melahirkan Rusia tidak serta merta membawa perubahan alam "demokrasi" di masyarakat.
Bagi Putin salah satu Perdana Menteri dan mantan Presiden Rusia, demokrasi diyakini hanya sebagai suatu penghambat bagi terwujudnya pemerintahan yang efektif. Konsep demokrasi yang diperkenalkan Rusia ialah demokrasi terkelola (managed democracy) dan demokrasi teratur (administered democracy).
Melalui konsep demokrasi tersebut, Putin mampu menahkodai Rusia menuju periode keemasannya, setelah beberapa tahun sebelumnya terjelembab dalam periode "paceklik"
Yeltsin dan hantaman krisis ekonomi Rusia
Pada dekade 1990-an, Amerika Serikat melalui kepanjangtanganannya di IMF mulai mengenalkan dunia secara massif terkait sistem perekonomian pasar dengan apa yang lazim disebut sebagai konsensus washington.
Konsensus washington sendiri merupakan gagasan dari bentuk kapitalisme yang salah satunya mencoba "mencongkel" dominasi negara atas BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang selama ini dimiliki dan dikelolanya. Tujuan utamanya adalah perampokan negara lewat proses swastanisasi (Saragih, 2008).
Pada era 1990-an konsensus washington dianggap sebagai jalan utama untuk menuju kemakmuran. Karena itu, Boris Yeltsin (presisen pertama Rusia) menerima konsensus tersebut dengan tangan terbuka. Namun proses mekanisme pasar pada dasarnya membutuhkan waktu yang panjang bagi sebuah negara untuk mengadaptasi berdasar konteks wilayah yang dihadapinya.
Keinginan Rusia untuk memasuki mekanisme pasar secara radikal dan cepat telah menghantam perekonomian Rusia secara keras dan melahirkan "insider buyout" (pembelian aset-aset negara oleh orang dalam di Rusia dan orang-orang luar yang turut berkolaborasi. Privatisasi Rusia juga dijuluki sebagai insider privatization atau ologarch privatization (Saragih, 2008).
Krisis ekonomi Rusia disebut-sebut memiliki dampak yang lebih buruk ketimbang Great Depression. Kemerosotan ekonomi Rusia mencapai 40 persen lebih besar dari Great Depression yang melanda AS dalam periode l929. Bahkan data penduduk miskin justru bertambah sejak periode Rusia terjadi.
Jika pada masa Uni Soviet jumlah penduduk miskin yang mencakup 2% dari total penduduk, pada tahun 1990-an jumlah penduduk miskin di Rusia melonjak di atas angka 50% dari total jumlah penduduk, bahkan pembayaran gaji, serta pensiunan pegawai negeri seringkali mengalami gagal bayar.
Stiglitz peraih nobel ekonomi tahun 2001 dalam bukunya yang berjudul Globalisation and its discontent menulis bahwa Rusia merupakan salah satu korban dari reformasi ekonomi yang dilakukan secara serampangan oleh IMF.
Bagi Stiglitz, IMF adalah lemgaga arogan dan tidak mau mendengar opini negara berkembang yang hendak ditolongnya. IMF adalah lembaga sekretif, menjauhkan diri dari sistem yang demokratis. IMF justru seringkali memberi resep yang menuntun negara masujk dalam jurang depeesi.
Siloviki dan pandangannya soal penguasaan sumber daya alam
Siloviki berasal dari bahasa Rusia yang memili arti kekuasaan. Siloviki dalam konteks tulisan ini merujuk pada kelompok pendukung pemerintahan Putin yang terdiri dari para eks KGB dan kepolisian.
Dalam pandangan siloviki, kekayaan alam milik rakyat dan atas nama rakyat, sehingga kedaulatan negara dalam pengelolaannya harus menjadi tinjauan mendalam.
Pandangan siloviki soal kekayaan dan oligarki dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Negara harus mengontrol kekayaan
2. Sektor strategis harus dilindungi dari
Dominasi asing dan dilindungi dari
Arus globalisasi yang merugikan
3. Oligarki harus dihapus sebagai sebuah
Kelas
Melalui pandangan inilah sel-sel pendukung Putin dihidupkan dan dikembangkan ke seluruh seantro negeri. Dampaknya mayoritas masyarakat mendukung gerakan Putin yang kemudian banyak melakukan tindakan berani untuk membasmi ologarki dan mendukung kampanye anti IMF. Hasilnya memasuki periode 2010-an, perekonomian Rusia semakin bertumbuh dan memampukan dirinya sebagai salah satu pilar ekonomi dunia.
Negeri ini berhasil memerdekakan dirinya secara aklamasi pada tahun 1991 dari Uni Soviet. Berdasar data yang dihimpun cia.gov (2008), negeri ini setidaknya memiliki populasi sebanyak 141.377.752 jiwa yang mendiami bentangan luas wilayah 17.075.200 km2.
Agama di negeri ini didominasi kristen ortodoks 15-20%, diikuti muslim 10 - 15% dan sisa kristen lainnya. Rubel menjadi nama mata uang negeri berjuluk beruang merah ini.
Keberhasilan Perestroika dalam menumbangkan Uni Soviet yang kemudian melahirkan Rusia tidak serta merta membawa perubahan alam "demokrasi" di masyarakat.
Bagi Putin salah satu Perdana Menteri dan mantan Presiden Rusia, demokrasi diyakini hanya sebagai suatu penghambat bagi terwujudnya pemerintahan yang efektif. Konsep demokrasi yang diperkenalkan Rusia ialah demokrasi terkelola (managed democracy) dan demokrasi teratur (administered democracy).
Melalui konsep demokrasi tersebut, Putin mampu menahkodai Rusia menuju periode keemasannya, setelah beberapa tahun sebelumnya terjelembab dalam periode "paceklik"
Yeltsin dan hantaman krisis ekonomi Rusia
Pada dekade 1990-an, Amerika Serikat melalui kepanjangtanganannya di IMF mulai mengenalkan dunia secara massif terkait sistem perekonomian pasar dengan apa yang lazim disebut sebagai konsensus washington.
Konsensus washington sendiri merupakan gagasan dari bentuk kapitalisme yang salah satunya mencoba "mencongkel" dominasi negara atas BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang selama ini dimiliki dan dikelolanya. Tujuan utamanya adalah perampokan negara lewat proses swastanisasi (Saragih, 2008).
Pada era 1990-an konsensus washington dianggap sebagai jalan utama untuk menuju kemakmuran. Karena itu, Boris Yeltsin (presisen pertama Rusia) menerima konsensus tersebut dengan tangan terbuka. Namun proses mekanisme pasar pada dasarnya membutuhkan waktu yang panjang bagi sebuah negara untuk mengadaptasi berdasar konteks wilayah yang dihadapinya.
Keinginan Rusia untuk memasuki mekanisme pasar secara radikal dan cepat telah menghantam perekonomian Rusia secara keras dan melahirkan "insider buyout" (pembelian aset-aset negara oleh orang dalam di Rusia dan orang-orang luar yang turut berkolaborasi. Privatisasi Rusia juga dijuluki sebagai insider privatization atau ologarch privatization (Saragih, 2008).
Krisis ekonomi Rusia disebut-sebut memiliki dampak yang lebih buruk ketimbang Great Depression. Kemerosotan ekonomi Rusia mencapai 40 persen lebih besar dari Great Depression yang melanda AS dalam periode l929. Bahkan data penduduk miskin justru bertambah sejak periode Rusia terjadi.
Jika pada masa Uni Soviet jumlah penduduk miskin yang mencakup 2% dari total penduduk, pada tahun 1990-an jumlah penduduk miskin di Rusia melonjak di atas angka 50% dari total jumlah penduduk, bahkan pembayaran gaji, serta pensiunan pegawai negeri seringkali mengalami gagal bayar.
Stiglitz peraih nobel ekonomi tahun 2001 dalam bukunya yang berjudul Globalisation and its discontent menulis bahwa Rusia merupakan salah satu korban dari reformasi ekonomi yang dilakukan secara serampangan oleh IMF.
Bagi Stiglitz, IMF adalah lemgaga arogan dan tidak mau mendengar opini negara berkembang yang hendak ditolongnya. IMF adalah lembaga sekretif, menjauhkan diri dari sistem yang demokratis. IMF justru seringkali memberi resep yang menuntun negara masujk dalam jurang depeesi.
Siloviki dan pandangannya soal penguasaan sumber daya alam
Siloviki berasal dari bahasa Rusia yang memili arti kekuasaan. Siloviki dalam konteks tulisan ini merujuk pada kelompok pendukung pemerintahan Putin yang terdiri dari para eks KGB dan kepolisian.
Dalam pandangan siloviki, kekayaan alam milik rakyat dan atas nama rakyat, sehingga kedaulatan negara dalam pengelolaannya harus menjadi tinjauan mendalam.
Pandangan siloviki soal kekayaan dan oligarki dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Negara harus mengontrol kekayaan
2. Sektor strategis harus dilindungi dari
Dominasi asing dan dilindungi dari
Arus globalisasi yang merugikan
3. Oligarki harus dihapus sebagai sebuah
Kelas
Melalui pandangan inilah sel-sel pendukung Putin dihidupkan dan dikembangkan ke seluruh seantro negeri. Dampaknya mayoritas masyarakat mendukung gerakan Putin yang kemudian banyak melakukan tindakan berani untuk membasmi ologarki dan mendukung kampanye anti IMF. Hasilnya memasuki periode 2010-an, perekonomian Rusia semakin bertumbuh dan memampukan dirinya sebagai salah satu pilar ekonomi dunia.
Komentar
Posting Komentar