Tulisan ini merupakan gambaran sederhana dari buku salah satu sosok guru yang paling saya segani karena pemikirannya.
Inti cerita dari tulisan ini ialah gambaran sosok Sokrates yang meski tidak pernah menuliskan satu pun bentuk pemikirannya, namun terus menjdi sosok yang menginspirasi para murid (pemikir) generasi berikutnya untuk terus tekun mempelajari filsafat.
Figur Sokrates sebagai orang bijak yang tidak tahu apa-apa hanyalah satu gambaran yang diberikan orang-orang Yunani kuno kepadanya.
Xenophon menggambarkan Sokrates sebagai ahli pendidikan yang membentuk para politisi athena. Sementara Aristophanes menggambarkan Sokrates sebagai bagian dari kaum phusikoi (para pemikir tentang physis/nature/kodrat alam). Dan Platon menggambarkan Sokrates sebagai figur yang selalu mengatakan bahwa "dirinya tidak tahu apa-apa", sehingga ia juga tidak pernah mengajarkan apapun (Dorion, 2006).
Dalam filsafat, Sokrates dianggap guru par excellence bukan karena kehebatannya mengajarkan pengetahuan, melainkan karena kekeraskepalaannya untuk bersikap sebagai orang yang mencari dan belajar sehingga selalu dalam posisi tidak tahu.
Sokrates adalah murid abadi yang berupaya menggapai pengetahuan (dalam arti sophia/kebijaksanaan) yang senantiasa lolos dari tangkapannya.
Sokrates digambarkan sebagai sosok yang memiliki wajah buruk dan miskin, namun menarik minat anak-anak muda kaya keturunan aristokrat dengan daya pemikirannya.
Pandangan Sokrates yang menggambarkan keutamaan sebagai pengetahuan dalam arti kebijaksaan (sophia), memiliki arti apabila seseorang sudah "tahu" dalam arti bijaksana, maka dengan sendirinya berbagai keutamaan, seperti kesalehan, keberanian, ugahari dan keadilan pasti ada pada orang tersebut.
Pencarian sosok yang membutuhkan waktu dan perhatian serius, di tengah "gurun" kebijaksanaan yang miskin dewasa ini. Dasar pemikiran Sokrates hendaknya dapat menjadi inspirasi dan oase penyejuk ditengah masyarakat yang semakin menghargai "pragmatisme".
Selamat menjadi manusia berlakon Sokrates.....
(Disarikan dari Wibowo, 2011)
Inti cerita dari tulisan ini ialah gambaran sosok Sokrates yang meski tidak pernah menuliskan satu pun bentuk pemikirannya, namun terus menjdi sosok yang menginspirasi para murid (pemikir) generasi berikutnya untuk terus tekun mempelajari filsafat.
Figur Sokrates sebagai orang bijak yang tidak tahu apa-apa hanyalah satu gambaran yang diberikan orang-orang Yunani kuno kepadanya.
Xenophon menggambarkan Sokrates sebagai ahli pendidikan yang membentuk para politisi athena. Sementara Aristophanes menggambarkan Sokrates sebagai bagian dari kaum phusikoi (para pemikir tentang physis/nature/kodrat alam). Dan Platon menggambarkan Sokrates sebagai figur yang selalu mengatakan bahwa "dirinya tidak tahu apa-apa", sehingga ia juga tidak pernah mengajarkan apapun (Dorion, 2006).
Dalam filsafat, Sokrates dianggap guru par excellence bukan karena kehebatannya mengajarkan pengetahuan, melainkan karena kekeraskepalaannya untuk bersikap sebagai orang yang mencari dan belajar sehingga selalu dalam posisi tidak tahu.
Sokrates adalah murid abadi yang berupaya menggapai pengetahuan (dalam arti sophia/kebijaksanaan) yang senantiasa lolos dari tangkapannya.
Sokrates digambarkan sebagai sosok yang memiliki wajah buruk dan miskin, namun menarik minat anak-anak muda kaya keturunan aristokrat dengan daya pemikirannya.
Pandangan Sokrates yang menggambarkan keutamaan sebagai pengetahuan dalam arti kebijaksaan (sophia), memiliki arti apabila seseorang sudah "tahu" dalam arti bijaksana, maka dengan sendirinya berbagai keutamaan, seperti kesalehan, keberanian, ugahari dan keadilan pasti ada pada orang tersebut.
Pencarian sosok yang membutuhkan waktu dan perhatian serius, di tengah "gurun" kebijaksanaan yang miskin dewasa ini. Dasar pemikiran Sokrates hendaknya dapat menjadi inspirasi dan oase penyejuk ditengah masyarakat yang semakin menghargai "pragmatisme".
Selamat menjadi manusia berlakon Sokrates.....
(Disarikan dari Wibowo, 2011)
Komentar
Posting Komentar