Pilkada dalam Kotak Kepentingan

Pilkada ibukota dalam beberapa minggu terakhir meyajikan faktual yang cukup menarik perhatian banyak orang untuk ikut duduk dalam perbincangannya. Terbaru pasca penetapan tersangka salah satu calon gubernur, smua lembaga survei seolah berlomba menyajikan hasil penelitian mereka untuk menilai popularitas para calon yang akan bertanding.


Tudingan akan melemahnya calon petaha menjadi trending topik di hampir seluruh media yang menyajikan hasil kajian lembaga survei. Manusia memang mahkluk yang mudah lupa, lupa akan perisiwa global yang baru saja terjadi.
Mari kita simak beberapa peristiwa besar global terkait isu tersebut:
  1. Gordon Brown, mantan PM Inggris harus menyerahkan kekuasaan pasca dimenanginya referendum BREXIT yang ia gagas sendiri. Secara percaya diri ia menetapkan tanggal referendum dan mendorong langkah untuk melihat "cita-cita Inggris yang besar" karena berdasar hasil survei, keunggulan para pemilih Inggris untuk terus bersama Uni Eropa mencapai hasil yang cukup dominan meski berselisih tipis. Namun apa mau diayal, saat referendum dilaksanakan ia tergelincir dan lupa bahwa hasil survei dapat berubah sewaktu. Akhir cerita masyarakat Inggris memutuskan keluar dari keanggotaan mereka di UE dan pasar tunggal eropa, meski banyak pula ditentang generasi muda negeri ratu elizabeth tersebut. Dan malang bagi Brown karena ia harus meletakkan jabatannya lebih awal dari seharusnya sebelum diganti oleh Teresa May.
  2. Trump vs Clinton. cerita ini lebih menarik karena menampilakn sosok kontroversial yang dibenci media, namun justru disanjung masyarakat di lapis terbawah AS . Trump pengusaha real estate dan host salah satu acara terkenal di amerika, berhasil mematahkan logika tentang keterpilihan presiden yang harus berasal dari latar belakang baik. ia adalah seorang pria dengan 3 pernikahan yang diwarnai kawin - cerai, ia juga dituduh melakukan praktik bisnis curang dan penggelapan pajak. Ia pun turut diduga melakukan pelecehan seksual dan bernada rasis, tapi toh publik amerika menyatakan dukungan yang besar kepadanya. Bahkan saat lembaga survei dan media sekaliber washington post mengorbitkan kandiat clinton sebagai presiden, nyatanya rakyat berkata sebaliknya.

ini adalah proses demokrasi, proses dimana masyarakat memilih berdasar kehendak bukan berdasar keinginan/arahan lembaga survei.
selamat menjadi manusia yang ber- asa dan berbela rasa

Komentar