Benih Revolusi Iran


Dr Moshadeq adalah tokoh nasionalis Iran yang pernah menjabat sebagai perdana menteri negara tersebut. Alumni fakultas hukum Institut d'Etudes Politiques de Paris ini berasal dari keluarga kaya raya dan masih memiliki darah bangsawan dari dinasti Qajar. Sebagai salah satu tokoh yang memiliki pandang revolusioner, Dr Moshadeq menginginkan suatu bentuk negara yang memiliki kemerdekaan ekonomi secara total.

Dalam proses pemerdekaan ekonomi,Dr Moshadeq mencanangkan UU tanggal 1 mei 1951 tentang nasionalisasi minyak di iran. Seluruh kalimat petunjuk berbahasa inggris di semua pompa bensin dan minyak iran diganti dengan bahasa ibu mereka sendiri. Perusahaan minyak nasional iran didirikan dan dipegang oleh anak muda iran yang telah mendapat pendidikan di iran dan di eropa.

Di sisi lain Dr Moshadeq juga menyiapkan sebuah sistem pemilikan tanah di tahun 1952 dimana mewajibkan para pemilik tanah disamping memberi bagi hasil kepada petani pekerja, para pemilik tanah pun juga diharuskan memberikan 10% dari bagian mereka sendiri kepada petani itu dan 10% lagi kepada sebuah Dana Koperasi Pertanian (yang akan dibuat)

Dan Dr Moshadeq juga nelakukan nasionalisasi di bidang perikanan dengan mengokupasi laut kaspia yang dikuasai uni soviet.

Dampak dari kebijakannya yang dianggap pro terhadap kepentingan khalayak, membuat rakyat bersorak sorai menyambutnya.

Namun disisi lain sikap menasionalisasi minyak yang saat itu tengah dikuasai inggris membuat negeri tersebut meradang hebat. Secara gradual inggris mengadukan hal kondisi yang ada ke pengadilan internasional di den haag pada tanggal 5 juli 1951 dimana hasil pengadilan memenangkan posisi inggris, namun demikian hasil keputusan tidak merubah langkah Dr Moshadeq.

Bahkan saat inggris melangkah lebih jauh dengan memperkarakannya di dewan keamanan PBB, Dr Moshadeq tanpa gentar menyambutnya dalam pidato di sidang DK PBB dengan argumen yang jitu dan berhasil menyumbat langkah inggris.

Konflik yang terjadi antara iran dan inggris pun menjadi sedemikian terbuka, hal tersebut ditandai dengan pemutusan hubungan diplomatik dan pelarangan tenaga ahli minyak inggris untuk mengajar dan bekerja bagi iran.

Iran pun semakin mengeras, karena keluarnya kebijakan yang demikian. Ia akhirnya memutuskan untuk mencari tenaga ahli dari perancis dan akibat solidaritas antar negara eropa yang terjalin erat, perancis pun akhirnya menolak untuk mengirimkan tenaga ahlinya.

Akibat kondisi yang terjadi, produksi minyak iran jatuh ke level terendah pada tahun 1953 dan bahkan pengilangan terbesar dunia yang kala itu berlokasi di Abadan pun terseret tutup.

Iran secara perlahan mulai kehilangan mitra-mitra baratnya. Dengan kondisi yang ada, iran akhirnya mulai membangun aliansi dengan uni soviet, namun langkah tersebut berhasil dimanfaatkan presiden eisenhower (presiden amerika serika kala itu) untuk membangun poros dengan Reza Shah, raja iran yang berkuasa saat itu.

Poros baru yang dibentuk Reza Shah dan Amerika memutuskan untuk mengganti kedudukan perdana menteri kepada jenderal zahedi dan ahmad qavam. Namun demikian pencalonan keduanya surut akibat rakyat yang masih mencintai Dr Moshadeq.

Baru kemudian pada tanggal 19 agustus 1953 jenderal zahedi dengan bantuan CIA menculik dan memotong kekuasaan Dr Moshadeq dengan memenjarakannya secara paksa selama 3,5 tahun. Dampak dari pemenjaraan paksa ini disinyalir memadamkan api revolusi.

Rakyat yang terjatuh secara mental akhirnya menyerah dibawah kekuasaan kerajaan. Dan api revolusi iran bagian pertama pun akhirnya lumat.


Komentar