Belajar dari Turki Part 1

Turki adalah sebuah bangsa besar dengan sejarah panjang. Pernah menjadi salah satu pusat peradaban dunia selama 6 abad di bawah Kesultanan Usmani, Turki akhirnya harus tumbang bersama Jerman setelah dikalahkan tentara sekitu pada akhir periode Perang Dunia I.

Eksistensi Turki kemudian diselamatkan oleh Mustofa Kemal Ataturk dan pasukannya yang mendirikan sebuah negara baru berbentuk Republik pada tahun 1923.

Sebagaimana disebutkan Kommarudin (2016) prinsip republikanisme dan sekularisme yang diperjuangkan Kemal Ataturk merupakan antitesis terhadap ideologi dinasti Islamisme Ottomanisme. Ideologi Turkisme ditampilkan sebagai antitesis Pan-Ottomansme. Menurut Ataturk hanya dengan mengorbankan ideologi nasionalisme maka Turki bisa bertahan melawan gempuran sekutu dan rongrongan bangsa-bangsa Arab Muslim yang diprovokasi oleh Inggris dan Prancis dengan janji mereka akan memiliki negara sendiri jika melepaskan diri dari Ottoman.

Sejak Republik berdiri, jajaran militer memposisikan diri mereka sebagai pendiri dan pengawal paham sekularisme, hal ini menujukkan pola yang berbeda dengan Republik Indonesia dimana kemerdekaan diperjuangkan rakyat. Di Turki kemerdekaan merupakan buah perjuangan militer yang kemudian memunculkan istilah revolution from above dan democracy under bayonet.

Sebagai penghargaan atas perjuangan yang telah dilakukannya, Mustofa Kemal diberikan gelar Ataturk yang memiliki arti Bapak Bangsa Turki oleh Majelis Agung Turki pada tahun 1934.


Mencari wajah Islam dalam kehidupan Turki
Islam dan Turki tidak dapat dipisahkan. Orang Turki di Eropa menyebut diri mereka dengan sebutan I am Turk, therefore I am a muslim.

Islam sebagaimana disebut Gokalp merupakan identitas dan kekuatan kohesi sosial masyarakat Turki, tetapi pemerintah coba untuk dimodernisasi dengan model Barat. Hal ini yang dilakukan Kemal Ataturk dengan revolusi kebudayaan yang dalam elemen-nya adalah de-Arabisasi (menggusur simbol Arab namun dengan tetap mempertahankan Islam sebagai agama).

Menyaksikan Revolusi Turki
Revolusi Turki datang dalam 2 tahap besar besar. Pertama, berlansung dari awal kemerdekaan Turki pada tahun 1918 sampai penghapusan kesultanan pada Maret 1924. Kedua, berlangsung pada tahun 1924 - 1927 dengan diakhiri pidato terakhir berjudul Nutuk yang mengungkapkan garis besar otoratif  sejarah resmi dan ideologi revolusi.

Istambul dan Kisah didalamnya
Cerita tentang Turki memang menyajikan perjalanan yang sedemikian panjang. Khusus Istambul misalnya, kisah kota ini menurut beberapa catatan arkeologis telah dimulai sejak 3.500 Sebelum Masehi. Dan pada abad ketujuh Sebelum Masehi, wilayah tersebut pernah menjadi koloni Yunani. Penaklukan itu dipimpin oleh Raja Byzas yang kemudian menyematkan nama Byzantium  - kota milik Byzas.

Sekitar tahun 330 Masehi, Byzantium jatuh ke tangan kekaisaran Romawi dan enam tahun kemudian, Kaisar Konstatinus Agung yang mempersatukan Kekaisaran Romawi Barat dan Kekaisaran Romawi Timur terpecah setelah memenangi pertempuran Chrysopolis melawan Kaisar Romawi Licinius.

Kontantinus kemudian memindahkan ibukota Romawi dari Roma ke Byzantium dan mengubah namanya menjadi Konstantinopel - sesuai nama Kontantin.

Sejarah mencatat setelah mengalami pengepungan selama 54 hari pada tanggal 29 Mei 1453 oleh pasukan Ottoman pimpinan Sultan Mehmed II, sejarah panjang Romawi seakan tutup usia. Peristiwa meninggalnya Kaisar Konstantinus XI  saat pengepungan Ottoman berlangsung menjadi tanda matanya.

(bersambung.....)

Komentar