Alexis
de Tocqueville adalah seorang Sosiolog asal Perancis yang melakukan perjalanan
ke Amerika Serikat pada tahun 1831. Democracy in American yang diterbitkan
tahun 1835 menjadi salah satu karya fenomenal yang dituliskan Tocqueville berkaitan
dengan “equality” dan individualisme.
Lahir
dari keluarga aristokratik yang mengalami masa pergolakan revolusi Perancis, Tocqueville kecil melihat kedua orang tuanya dipenjara.
Seusai
menamatkan kuliahnya di bidang hukum, Tocqueville diangkat menjadi hakim di
Versailles, di mana dia bertemu dengan calon istrinya dan berteman dengan
seorang rekan pengacara bernama Gustave de Beaumont.
Titik
awal Tocqueville berangkat ke Amerika Serikat dimulai saat naiknya Louis-Philippe
pada tahun 1830 sebagai raja dimana perjalanan karir Tocqueville mengalami
stagnasi.
Tidak
mendapat ruang untuk terus maju, Tocqueville dan sahabatnya, Beaumont bertolak
ke Rhode Island, Amerika untuk mempelajari sistem pemasyarakatan Amerika.
Tocqueville
setidaknya menghabiskan waktu selama 9 bulan selama perjalananya ke Amerika
Tocqueville dan Democracy in America
Dalam
perjalanannya ke Amerika, Tocqueville melihat bagaimana rangkaian interaksi
sistem sosial masyarakat Amerika bergulir.
Tocqueville percaya bahwa kesetaraan adalah ide politik dan sosial yang besar di jamannya, dan dia berpikir bahwa Amerika Serikat menawarkan contoh kesetaraan dalam tindakan yang paling maju dalam demokrasi.
Tocqueville percaya bahwa kesetaraan adalah ide politik dan sosial yang besar di jamannya, dan dia berpikir bahwa Amerika Serikat menawarkan contoh kesetaraan dalam tindakan yang paling maju dalam demokrasi.
Tocqueville
sangat terkesan dengan apa yang dilihatnya dalam kehidupan Amerika, mengagumi
stabilitas ekonomi dan memendam banyak pertanyaan berkaitan dengan popularitas
gereja-gereja di negara tersebut.
Dia
juga membuat satu catatan khusus berkaitan dengan ironi yang dialami penduduk
asli Amerika yang hidup dalam kukungan “sentimen negatif” di bangsa yang konon
mencintai kemerdekaan.
Inti
dari tulisan Tocqueville bertujuan
mengkritisi gagasan filosofis dan politik populer dari orang-orang Prancis di
jamannya.
Sebagai
sebuah konsep, “enlightened self-interest”
merupakan respons terhadap egoisme, individualisme, dan larangan asosiasi
politik yang berlaku di Perancis dengan fondasi pemikiran serta kebijakan yang
lahir dari pihak Aristokrasi dan elit politik.
Dalam
masa ini aristokrasi dan elit politik memandang asosiasi politik sebagai suatu
“perkumpulan” yang mengancam negara.
Di
Amerika, Tocqueville melihat kebebasan berlaku (dimulai dari invidu) dan
kebebasan mereka untuk berasosiasi terakamodir bahkan tanpa adanya kelas
(aristokrasi) seperti banyak terjadi di Perancis.
Akhir Perjalanan Tocqueville
Pada
tahun 1839, Tocqueville kembali memasuki tatanan duni politik Perancis dengan
jabatan sebagai wakil Majelis Perancis, sebelum kemudian pada 1848, ia dipercaya
sebagai menteri luar negeri era Louis Napoleon.
Sesaat
setelah jabatannya sebagai menteri, Tocqueville dipaksa pensiun dan ia akhirnya memilih untuk
mengasingkan diri di rumah keluarganya di Normandia.
Di
Normadia, Tocqueville mulai menulis sejarah Perancis modern (1856).
Kritik atas Tocqueville
Tocqueville
memang mengajarkan perihal mengenai demokrasi dan mengkritisi gerak aristokrasi
di Perancis. Namun memahami Tocqueville berarti juga memahami bentuk demokrasi
yang terkhusus pada White-Man dan
bukan pada White-Woman, Mix Colour, Nattive sebelum kemudian disusul black people.
Kondisi
yang terjadi ini tidaklah bisa dilepaskan dari tradisi kolonial yang terjadi.
Komentar
Posting Komentar