Survival of the fittest: Ekonomi di tengah krisis

Penyebaran virus corona yang terjadi sangat massif dan cepat telah mempengaruhi secara signifikan tidak hanya kesehatan fisik, namun juga mental dan ekonomi.

Di Indonesia akibat literasi yang rendah, konfirmasi 2 kasus pertama menyebar sedemikian luas dan menimbulkan banyak penghakiman yang justru membebani mental pasien. Korona telah melahirkan stigma negatif bagi mereka yang terinfeksi. Nama, foto dan alamat media sosial tersebar serta menjadi pergunjingan khalayak.

Tulisan ini disusun bukan untuk mendalami gangguan mental yang dialami para penderita korona tapi memberikan perspektif yang lebih luas tentang bagaimana dampak ekonomi yang diciptakan dari virus.

Korona hari ini berpotensi menjadi riak dalam ekonomi yang menyulitkan diri untuk bernapas. Langkah kebijakan yang adaptif dari pemerintah menjadi hal yang ditunggu khalayak untuk  meredam kondisi yang berpotensi berkepanjangan. Pembelajaran dari kebijakan yang diambil negara tetangga setidaknya dapat menjadi pertimbangan penyusunan meski dengan penyesuaian konteks.

Amerika Serikat
Pandemi korona telah memaksa banyak negara di dunia untuk menggelontorkan banyak paket stimulus guna menggenjot pasar- jika di total agaknya nominal yang tersaji akan melampaui dana yang tersedia pasca Perang Dunia II (The Economist, 2020).

Amerika Serikat sebagai salah satu negara dengan infeksi dan penyebaran virus terbesar pada kamis, 19 Maret yang lalu  mengumumkan dan mengesahkan paket stimulus senilai 100 miliar dollar sebagai tambahan atas paket pembebasan pajak senilai 258,3 miliar dollar dalam bentuk pembebasan pajak, fasilitas pinjaman dan dana darurat.

Tambahan 100 miliar dollar ini akan digunakan untuk menyediakan paket pangan, pembebasan biaya pemeriksaan dan jaminan kesehatan.

Pada saat yang bersamaan Gedung Putih bersama parlemen tengah membahas sejumlah paket kebijakan benilai lebih dari 1 triliun dollar AS untuk mendanai bantuan langsung tunai bagi warga terdampak di awal april dan mei 2020 dengan besaran yang disesuaikan bagi tiap keluarga.

Kementerian Keuangan pun bahhkan mengusulkan dana talangan 50 miliar dollar AS bagi maskapai, 150 miliar dollar AS untuk menjamin pinjaman sektor terdampak dan 300 miliar dollar AS untuk UKM.

Terpisah namun dengan satu semangat dengan pemerintah, Bank Sentral AS, The Fed pun mulai mengaktifkan protokol penanganan krisis dengan memangkas suku bunga acuan. The Fed juga berencana melakukan suntik dana hingga 10 miliar AS ke pasar demi menjaga reksa dana bernilai 3,8 triliun dollar AS.

Jepang dan Uni Eropa
Serupa dengan langkah yang diambil AS, Jepang dan Uni Eropa mulai melakukan aksi serupa, Bank Sentral Jepang (BoJ) mulai menyiapkan rencana pembelian surat utang dan reksa dana senilai 12 miliar dollar AS, sedangkan bank sentral Eropa (ECB) berjanji menambah kuota pembelian hingga  hingga mencapai 820 miliar AS selama 2020 untuk melindungi diri dari gunjangan pandemi.

Pembeian ini akan dilakukan hingga krisis selesai. Keputusan ini membuat euro menjadi satu-satunya mata uan yang tidak melemah terhadap dollar AS.


Australia
Australia per 18 Maret 2020 telah mengkonfirmasi sekitar 600 kasus infeksi corona dengan tingkat kematian mencapai 6 orang. Meski fatality rate yang terjadi dianggap rendah, para pejabat di negeri kangguru mengkhawatirkan peningkatan kasus secara eksponensial yang akan menggerogoti ekonomi negara.

Guna mencegah skenario terburuk terjadi, pada 19 Maret 2020, Bank Sentral Australia meluncurkan paket kebijakan untuk memompa likuiditas ke dalam sistem perbankan. RBA mengumukan penurunan suku bunga ke rekor terendah 0,25%. Bank Sentral juga meluncurkan program kuantitatif untuk pertama kalinya guna menopang perekonomian domestik.

Kanada
Perdana Menteri Kanada menyiapkan langkah cepat untuk mengantisipasi dampak ekonomi dari korona. Dengan tingkat indeksi yang telah mencapai 700 orang dan menewaskan 9 orang diantaranya, Kanada telah meluncurkan paket stimulus senilai 38 miliar dollar untuk penangguhan pajak rumah tangga. Pemerintah Kanada juga menyiapkan paket bantuan langsung tunai senilai 18,6 miliar dollar  bagi keluarga yang terdampak langsung. Paket ini akan menyediakan 900 dollar Kanada tiap 2 pekan bagi pekerja yang harus tinggal di rumah tetapi tidak memenuhi syarat untuk tunjangan pengangguran. Pemerintah juga menyiapkan pembayaran khusus sekali pakai untuk rumah tangga berpenghasilan rendah.

Indonesia
Meski masih bersikap malu dan terlihat maju-mundur dalam mengkonfirmasi kasus corona, Indonesia telah mengeluarkan paket kebijakan berupa pembebasan pajak bagi tenaga kerja sektor tertentu yang terdapak virus selama 6 bulan kedepan. Pemerintah pun telah menginjeksi pasar senilai Rp 10 triliun dan meminta para pelaku usaha di Bursa Efek untuk membeli kembali saham yang mereka miliki untuk membangun jaring penyelamat.

Dalam beberapa bulan ke depan, pemerintah juga telah menyiapkan sejumlah paket stimulus untuk melindungi UMKM. 

Meski dinilai terlambat oleh sejumlah kalangan, diharapkan sektor swasta juga memberikan kontribusi untuk mencegah terjembabnya ekonomi dalam pusaran krisis.


Komentar